Jumat, 18 November 2022

PERHITUNGAN PELAYANAN KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT

Kemoterapi adalah salah satu pelayanan yang berisiko tinggi dan membutuhkan SDM dan fasilital khusus untuk menjalankannya
Apakah pelayanan kemoterapi menguntungkan untuk sebuah RS ?
Untung atau rugi suatu pelayanan di era JKN sekarang ini sangatlah relatif. 
Sebuah RS yang sudah mapan dengan pelayanan kemoterapi dan banyak kerjasamanya mungkin tidak akan berdampak pada keuntungan. Namun RS yang masih mencari keuntungan dengan pasien-pasien JKN maka diperlukan perhitungan yang matang serta koordinasi yang bagus dari semua pihak yang ada di dalam RS.
Dalam perhitungan 
TARIF INACBG VS TARIF RS (OBAT KEMO ORAL)













TARIF INACBG VS RS (OBAT KEMO INJEKSI)





Rabu, 16 November 2022

Akreditasi Telah Berlalu

akreditasi merupakan salah satu cara untuk menjadikan sesuatu menjadi tersetandar Apakah harus akreditasi dulu sehingga membuat sesuatu menjadi setandar? Akreditasi rumah sakit adalah moment penilaian bagi RS. Apakah yang dilakukan RS sudah sesuai dengan standar yang berlaku Di Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1128 tahun 2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit, menjadi ukuran bagi RS seluruh Indoensia.
Seluruh RS menghadapi momen ini dengan semangat dan pikiran yang berbeda-beda.
Ada yang biasa saja, orang yang tidak punya kewajiban di akreditasi atau bukan sebagai tim akreditasi. Ada yang seluruh harinya dipenuhi pikiran yang menegangkan karena dirinya masuk sebagai anggota tim akreditasi apa lagi ketua bab.
Hal ini menjadi pemandangan yang menjadi biasa jika menghadarakhir pi sebuah penolaian apalagi menyangkut nama baik RS. Tekanan dari atasan untuk bersegera menjalankan akreditasi sekaligus melakikan pekerjaan rutin menjadikan beban semakin meningkat. Tidak bisa sihindari banyak anggota akreditasi yang tepar.
Sampailah tiba pada saat akreditasi, semua orang bersiap untuk dinilai mulai dari dokumen, hospital tour atau berkeliling dengan surveior, telusur rekam.medik tertutup, telusur individu dan terakhir exit conference.
Setelah itu RS menunggu penilaian dari.kemennkes apakah RS dapat akreditasi paripurna.
Inilah sedikit cerita tentang akreditasi RS. Dibalik dinamika yang ada, tentunya keberlanjutan dari akreditaai ini harus berlangsung terus. Akreditasi dijadikan perilku sehari-hari sehingga RS menhadi terstandar dalam mutu dan keselamatan pasien.
  

Jumat, 22 April 2011

EKLAMSI

Batasan

Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri) (Wirjoatmodjo, 1994: 49).

Eklamsi merupakan kasus akut, pada penderita dengan gambaran klinik pre eklamsi yang disertai dengan kejang dan koma yang timbul pada ante, intra dan post partum (Angsar MD, 1995: 41) .


Patofisiologi

Penyebabnya sampai sekarang belum jelas. Penyakit ini dianggap sebagai suatu “ Maldaptation Syndrom” dengan akibat suatu vaso spasme general dengan akibat yang lebih serius pada organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut. (Pedoman Diagnosis dan Terapi, 1994: 49)

Pembagian Eklamsi

Berdasarkan waktu terjadinya eklamsi dapat dibagi menjadi:
Eklamsi gravidarum

Kejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil

2. Eklamsi Parturientum

Kejadian sekitar 30-35 %, terjadi saat inpartu dimana batas dengan eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat mulai inpartu.
Eklamsi Puerperium

Kejadian jarang sekitar 10 %, terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir. ( Manuaba, 1998: 245)







Gejala Klinis Eklamsi

Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:
Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih

a) Kejang-kejang atau koma

Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:

1) Tingkat awal atau aura (invasi)

Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri.

2) Stadium kejang tonik

Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.

3) Stadium kejang klonik

Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik mafas seperti mendengkur.

4) Stadium koma

Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma. (Muchtar Rustam, 1998: 275)
Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi)

a) Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ (Wirjoatmodjo, 1994: 49) .


Pemeriksaan dan Diagnosis

Diagnosis eklamsi dapat ditegakkan apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
Berdasarkan gejala klinis diatas

Pemeriksaan laboratorium meliputi adanya protein dalam air seni, fungsi organ hepar, ginjal dan jantung, fungsi hematologi atau hemostasis

Konsultasi dengan displin lain kalau dipandang perlu

a Kardiologi

b Optalmologi

c Anestesiologi

d Neonatologi dan lain-lain

(Wirjoatmodjo, 1994: 49)

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari kehamilan yang disertai kejang-kejang adalah:

1. Febrile convulsion ( panas +)

2. Epilepsi ( anamnesa epilepsi + )

3. Tetanus ( kejang tonik atau kaku kuduk)

4. Meningitis atau encefalitis ( pungsi lumbal)

Komplikasi Serangan

Komplikasi yang dapat timbul saat terjadi serangan kejang adalah:

1. Lidah tergigit

2. Terjadi perlukaan dan fraktur

3. Gangguan pernafasan

4. Perdarahan otak

5. Solutio plasenta dan merangsang persalinan

( Muchtar Rustam, 1995:226)







Bahaya Eklamsi
Bahaya eklamsi pada ibu

Menimbulkan sianosis, aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru, tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak, lidah dapat tergigit, jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka-luka, gangguan fungsi ginjal: oligo sampai anuria, pendarahan atau ablasio retina, gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikterus.
Bahaya eklamsi pada janin Asfiksia mendadak, solutio plasenta, persalinan prematuritas, IUGR (Intra Uterine Growth Retardation), kematian janin dalam rahim (Pedoman Diagnosis dan Terapi, 1994: 43).


Prognosa

Eklamsi adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya, maka prognosa kurang baik untuk ibu maupun anak. Prognosa dipengaruhi oleh paritas, usia dan keadaan saat masuk rumah sakit. Gejala-gejala yang memberatkan prognosa dikemukakan oleh Eden adalah:

1. Koma yang lama

2. Nadi diatas 120 per menit

3. Suhu diatas 39°C.

4. Tensi diatas 200 mmHg

5. Lebih dari sepuluh serangan

6. Priteinuria 10 gr sehari atau lebih

7. Tidak adanya oedema. ( M Dikman A, 1995: 45)

Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan eklamsia pada ibu nifas adalah menghentikan kejang kejang yang terjadi dan mencegah kejang ulang.
Konsep pengobatan

Menghindari tejadinya kejang berulang, mengurangi koma, meningkatkan jumlah diuresis.
Obat untuk anti kejang

MgSO4 ( Magnesium Sulfat) Dosis awal: 4gr 20 % I.V. pelen-pelan selama 3 menit atau lebih disusul 10gr 40% I.M. terbagi pada bokong kanan dan kiri.

Dosis ulangan : tiap 6 jam diberikan 5 gr 50 % I.M. diteruskan sampai 6 jam pasca persalinan atau 6 jam bebas kejang.

Syarat : reflek patela harus positif, tidak ada tanda-tanda depresi pernafasan ( respirasi >16 kali /menit), produksi urine tidak kurang dari 25 cc/jam atau 150 cc per 6 jam atau 600 cc per hari.

Apabila ada kejang lagi, diberikan Mg SO 4 20 %, 2gr I.V. pelan-pelan. Pemberian I.V. ulangan ini hanya sekali saja, apabila masih timbul kejang lagi maka diberikan pentotal 5 mg / kg BB / I.V. pelan-pelan.

Bila ada tanda-tanda keracunan Mg SO 4 diberikan antidotum glukonas kalsikus 10 gr % 10 cc / I.V pelan-pelan selama 3 menit atau lebih.

Apabila diluar sudah diberi pengobatan diazepam, maka dilanjutkan pengobatan dengan MgSO 4

Minggu, 17 April 2011

Presentasi bokong

Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan bagian terbawah bokong.
Presentasi bokong memiliki angka kejadian sekitar 3-8% dari seluruh persalinan pervaginam. Dengan adanya presentasi bokong, ibu memiliki resiko lebih besar untuk terjadinya komplikasi selama proses persalinan dibandingkan presentasi kepala


Etiologi:
Faktor Janin: Kembar, hidrosefalus, anensefali, oligohidramnion, polihidramnion.
Faktor Ibu: Uterus abnormal (uterus bikornus), uterus kendor, plasenta previa, plasenta di fundus
Macam presentasi bokong:
1. Presentasi Bokong murni
2. Presentasi Bokong Kaki / bokong sempurna
3. Presentasi lutut
4. Presentasi Kaki
Ad.1. Presentasi bokong murni (frank breech presentation)
Bagian terbawah adalah bokong saja, sendi paha dan sendi lutut dalam keadaan ekstensi
Presentasi bokong murni adalah yang tersering pada presentasi bokong

gambar1. presentasi bokong murni / frank breech presentation

Ad.2. Presentasi Bokong Kaki (Complete breech presentation)
Bagian Terbawah adalah bokong, dengan kaki disampingnya, sendi paha dan sendi lutut dalam keadaan ekstensi


Gambar 2. Presentasi bokong sempurna / complete breech presentation
Terbagi lagi menjadi 2:
- Presentasi bokong kaki sempurna : bagian terbawah ada bokong dan dua kaki
- Presentasi bokong kaki tidak sempurna : bagian terbawah ada bokong dan satu kaki
Ad.3. Presentasi lutut
Bagian terbawah adalah lutut
Terbagi lagi menjadi 2:
- Presentasi lutut sempurna : bagian terbawah adalah kedua lutut
- Presentasi lutut tidak sempurna : bagian terbawah hanya ada satu lutut
Ad.4. Presentasi Kaki
Bagian terbawah adalah kaki
Gambar 3. Presentasi kaki

Terbagi lagi menjadi 2:
- Presentasi kaki sempurna : bagian terbawah adalah kedua kaki
- Presentasi kaki tidak sempurna : bagian terbawah hanya ada satu kaki
Kriteria persalinan Pervaginam pada presentasi bokong:
1. Presentasi bokong murni, presentasi bokong kaki
2. Tafsiran berat janin pada primi : < 3500g, pada multigravida <4000g
3. Panggul luas
4. Zatuchni Andros > 4
5. Plasenta tidak dibawah
Kriteria section cesarean pada bokong:
1. Panggul sempit, DKP
2. Janin besar
3. Preterm sudah inpartu
4. Ketuban pecah > 12 Jam
5. Zatuchni Andros <4
6. Cacat rahim (bekas SC)
7. Tafsiran berat janin pada primi > 3500g, pada multi >4000g
8. Plasenta previa
9. Presentasi lutut/kaki
10. Kepala dalam posisi hiperekstensi
11. IUGR

Teknik persalinan bokong:
1. Persalinan Spontan (spontan bracht)
Persalinan berlangsung dengan tenaga ibu sendiri , tanpa manipulasi penolong

Gambar 4. Persalinan dengan spontan Bracht

2. Ekstraksi Parsial
Ekstraksi parsial dilakukan jika persalinan sontan tidak berhasil, atau jika scapula inferior tidak terlihat setelah ibu mengedan sebanyaki 2-3 kali.
Fase persalinan pada ekstraksi parsial:
1. Fase lambat
Fase dimana penolong menunggu dengan sabar lahirnya bokong sampai umbilicus, setelah itu tali pusat dikendorkan
2. Fase Cepat
Fase dimana penolong harus bertindak cepat, mulai dari lahirnya umbilicus sampai lahirnya mulut, maksimal waktu adalah 8 menit
3. Fase Lambat
Fase mulai dari lahirnya mulut, sampai berturut turut lahir hidung, dahi dan seluruh kepala.

Ekstraksi Parsial dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. Cara Klasik
Prinsipnya adalah melahirkan bahu belakang terlebih dahulu. Untuk melahirkan bahu belakang, kedua kaki dipegang dengan satu tangan, di tarik cunam ke atas sejauh mungkin , dan tangan yang satu lagi melahirkan tangan belakang.


2. Cara Muller
Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan terlebih dahulu, kedua tangan penolong memegang panggul bayi secara femuro-pelvik dan ditarik cunam ke bawah sampai bahu depan lahir, kemudian ditarik ke atas untuk melahirkan bahu belakang




3. Cara Lovset
Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan dengan cara memutar badan janin 180 derajad, kemudian setelah bahu depan lahir, badan janin diputar lagi ke arah berlawanan untuk melahirkan bahu belakang


3. Ekstraksi Total
Ada dua macam ekstraksi total, ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki.
Ekstraksi bokong dilakukan jika bokong sudah berada di dasar panggul,
sedangkan ekstraksi kaki dilakukan pada presentasi kaki, atau bokong masih dapat dibebaskan dari pintu atas panggul. Kaki diturunkan dengan cara Pinard




Melahirkan Janin dengan Lengan Menunjuk (Nuchal Arm)
Kadang ada kalanya bahu janin tidak dapat lahir yang disebabkan karena lengan yang tersangkut dalam posisi menunjuk (nuchal arm). Lengan menunjuk maksudnya adalah posisi salah satu lengan berada di belakang leher janin dan menunjuk ke suatu arah. Untuk melahirkan janin dengan kondisi seperti ini , dapat digunakan kombinasi antara cara Klasik dan Lovset, yaitu cara BICKENBACH’s.
Cara Bickenbach’s dilakukan dengan cara:
--> Bila yang menunjuk adalah lengan depan:
Kedua tangan penolong mencengkam badan janin sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada di punggung ianin dan sejajar sumbu panjang janin. Kemudian penolong memutar badan janin ke arah panggul , atau ke arah dimana lengan janin menunjuk, sehingga lengan yang tadinya berada di belakang leher menjadi di depan dada janin , dan menjadi lengan belakang (berada di sacrum). Setelah ini lengan belakang dilahirkan dengan cara klasik. Setelah itu baru melahirkan bahu depan , yang dapat juga dilahirkan dengan cara klasik.

--> Bila yang menunjuk adalah lengan belakang:
Caranya hamper sama dengan bila yang menunjuk adalah lengan depan, namun kedua tangan penolong mencengkam badan janin sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada di dada janin dan sejajar sumbu panjang janin. Kemudian penolong memutar badan janin ke arah panggul , atau ke arah dimana lengan janin menunjuk, sehingga lengan yang tadinya berada di belakang leher menjadi di depan dada janin , dan menjadi lengan belakang (berada di sacrum). Setelah ini lengan belakang dilahirkan dengan cara klasik. Setelah itu baru melahirkan bahu depan , yang dapat juga dilahirkan dengan cara klasik.

Melahirkan Kepala
Untuk melahirkan kepala, dapat dilakukan dengan cara Mauriceau. Cara ini dilakukan dengan cara tangan kiri penolong masuk ke dalam vagina mencari mulut janin, setelah ketemu, jari tengah dimasukkan ke dalam mulut janin, dan jari telunjuk dan jari manis diletakkan pada fossa kanina sehingga dapat menahan kepala janin tetap dalam keadaan fleksi. Badan janin ditopang di tangan kiri penolong sehingga janin tampak seperti menunggang kuda.
Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan mencengkam leher janin dari arah punggung . Setelah itu dilakukan traksi cunam ke bawah, sampai terlihat occiput sebagai hipomoklion, baru dilakukan traksi cunam ke atas, sehingga lahirlah berturut turut mulut, hidung, mata , dahi.








Perawatan antenatal pada presentasi bokong.
Pada Primigravida:
- Pada usia kehamilan 30-32 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan knee chest position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari
- Pasien diminta dating kembali 2 minggu kemudian
- Pada usia kehamilan 34-36 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi luar, dengan syarat: (1) ketuban belum pecah (2) janin belum masuk pintu atas panggul, (3) tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin dan seksio sesarea harus segera dilakukan.
Pada Multigravida:
- Pada usia kehamilan 32-34 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan knee chest position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari
- Pasien diminta dating kembali 2 minggu kemudian
- Pada usia kehamilan 36-38 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi luar, dengan syarat: (1) ketuban belum pecah (2) janin belum masuk pintu atas panggul, (3) tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin dan seksio sesarea harus segera dilakukan.

Kamis, 24 Februari 2011

probiotik dapat mencegah enterokolitis pada bayi prematur

Sebuah artikel dalam the Lancet edisi khusus gastroenterologi, probiotik (bakteri baik) dapat menurangi necrotizing enterocolitis pada bayi lahir prematur yang lahir sebelum 33 minggu kehamilan. necrotizing enterocolitis adalah infeksi yang menyerang dan membunuh pertahanan usus dan berdampak utama pada bayi prematur.
Dr. Sanjay Patole dan koleganya dari King Edward Memorial Hospital for Woman di Perth, Australia mempelajari hasil 7 trial yang melibatkan bayi yang dilahirkan pada minggu ke-33 atau sebelumnya dan berat badannya kurang dari 1,5 kg.
Dalam studi yang mengkombinasikan hasil dengan trial sebelumnya (meta analisis), para peneliti menemukan risiko kontak necrotising enterocolitis berkurang 64 % dan risiko kematian menurun 53 % pada kelompok bayi prematur yang diberikan probiotik dibandingkan kelompok kontrol. Risiko sepsis yang terjadi pada bayi tidak berbeda bermakna antara kelompok yang diberi probiotik dan kelompok kontrol.
Waktu yang diperlukan bayi prematur mendapatkan makanan secara penuh lebih sedikit bila mereka diberikan suplemen probiotik, dengan rata-rata mendekati 3 hari. Patole menjelaskan hasil konsisten terlihat, meskipun perbedaan dalam dosis, waktu dan tipe organisme yang digunakan, menyarankan bahwa kebebasan substansial tersedia dalam pemilihan regimen probiotik dalam merancang trial lebih lanjut. Mereka menyimpulkan bahwa “Bila trial yang didisain baik dan berskala besar membuktikan hasil kami, maka dapat menjadi landasan yang sangat kuat untuk menggunakan probiotik pada bay-bayi prematur”.
Dr. Carlo Caffarelli dari Paediatric Clinic, University of Parma, Italia mengatakan : “Pengukuran biasa untuk mencegah necrotising enterocolitis adalah memberikan ASI dan memperlambat proses kelahiran. Penelaahan oleh Patole dan koleganya merupakan tahapan penting dalam penggunaan porbiotik. Namun demikian, trial skala besar diperlukan sebelum merekomendasikan bahan yang berprospek ini.

Probiotik untuk Mendongkrak Kekebalan Tubuh Bayi Lahir Caesar

Yang alami selalu lebih baik. Begitu juga dengan cara kelahiran bayi. Penelitian telah membuktikan bayi yang lahir melalui bedah Caesar memiliki indikasi kekebalan tubuh yang lebih rendah daripada bayi yang lahir secara normal. Meski begitu, jika kelahiran secara bedah Caesar tidak dapat dihindarkan, kekebalan tubuh bayi dapat didongkrak dengan beberapa cara, misalnya dengan memberikan probiotik. Probiotik sebagai bakteri hidup yang menguntungkan berfungsi sebagai zat yang dapat membentuk sistem daya tahan tubuh bayi. Probiotik salah satunya terdapat pada air susu ibu (ASI).

Mengapa bayi yang lahir secara normal memiliki kekebalan tubuh yanglebih baik daripada bayi yang lahir melalui bedah Caesar? Pada persalinan normal, bayi akan mengalami kontak dengan bakteri dari flora ibu, yakni dari feses atau jalan lahir (vagina) ibu. Bakteri tersebut bersifat ‘baik’ dan dapat membantu mempercepat tumbuhnya mikroflora usus pada bayi. Mikroflora ini merupakan salah satu komponen yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh.

Sementara itu bayi yang lahir melalui bedah Caesar tidak memiliki kesempatan kontak dengan bakteri baik tadi. Yang ada malah tingginya pertumbuhan bakteri merugikan seperti E. Coli dan Clostridium. Kondisi ini mengakibatkan daya tahan tubuh bayi yang lahir secara bedah Caesar tidak sebaik bayi yang dilahirkan secara normal sehingga mereka lebih berisiko terhadap infeksi saluran pencernaan dan penyakit alergi.

Telah diketahui bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi. Sangat dianjurkan untuk memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan bayi untuk membentuk mikroflora usus yang penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi.

Yang menjadi masalah adalah bagaimana jika ASI tidak dapat diberikan karena berbagai alasan? Pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, ada dua hal yang bisa dilakukan. Cara yang pertama adalah memberikan makanan yang tinggi laktosa, rendah phosphat dan rendah protein. Ibu dapat bertanya ke dokter anak mengenai jenis diet ini. Diet ini akan membentuk kondisi optimal yang memungkinkan bakteri baik dapat tumbuh secara alami.

Cara yang kedua adalah tentu saja memberikan asupan nutrisi atau suplemen yang mengandung probiotik bagi bayi. Probiotik dapat membantu pori-pori usus bayi menutup—karena bayi yang lahir secara bedah Caesar memiliki pori-pori usus yang lebih besar, sehingga bisa mencegah masuknya bakteri merugikan. Akibatnya, ketahanan tubuh bayi dapat ditingkatkan.

Asupan probiotik dapat mengurangi kejadian diare dan alergi pada bayi. Maka asupan nutrisi yang mengandung probiotik sangat dianjurkan untuk bayi yang kurang beruntung tidak dapat dilahirkan melalui persalinan normal dan tidak mendapat ASI, yang akibatnya tidak memiliki kesempatan membentuk sistem kekebalan tubuh yang bisa diperoleh akibat kontak dengan bakteri baik dari flora ibu.

Kamis, 27 Januari 2011

Dermatosis Akibat Kerja

Yang dimaksud dengan dermatosis akibat kerja ialah proses
patologis kulit yang timbul pada waktu melakukan pekerjaan dan
pengaruh-pengaruh yang terdapat di dalam lingkungan kerja.
Dari batasan ini terlihat bahwa penyakit kulit akibat kerja
ini boleh disebut sebagai gejala sampingan usaha manusia atau
sebagai buatan manusia. Oleh karena itu manusia dituntut untuk
mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya dengan
menerapkan teknologi pengendalian.
PENYEBAB/ETIOLOGI
Penyakit kulit akibat kerja dapat disebabkan oleh 4 faktor:
1) Faktor kimiawi, dapat berupa iritasi primer, alergen atau
karninogen.
2) Faktor mekanis/fisik, seperti getaran, gesekan, tekanan,
trauma, panas, dingin, kelembaban udara, sinar radioaktif.
3) Faktor biologis, seperti jasad renik (mikroorganisme) hewan
dan produknya, jamur, parasit dan virus.
4) Faktor psikologis (kejiwaan); ketidakcocokan pengelolaan
perusahaan sering membuat konflik di antara pegawai dan dapat
menimbulkan gangguan pada kulit seperti neurodermatitis.
Sebenarnya kulit mempunyai fungsi untuk mempertahankan
diri dari serangan/rangsangan luar. Epidermis berfungsi meng-
hambat penguapan air yang berlebihan dari tubuh, menghambat
penyerapan berlebihan dari luar. Pigmen di dalam kulit me-
lindungi tubuh dari pengaruh sinar matahari. Selain itu kulit
mengandung kelenjar keringat dan pembuluh darah yang ber-
fungsi sebagai alat penjaga keseimbangan cairan tubuh, mem-
permudah timbulnya kelainan kulit.
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit kulit akibat
kerja, sebagaimana penyakit lain, dilakukan:
a) Anamnesis
b) Pemeriksaan klinis
c) Pemeriksaan laboratorik
d) Percobaan tempel/uji tempel
a) Anamnesis
Yang perlu ditanyakan antara lain ialah :
·
Apakah sudah ada penyakit kulit sebelum masuk kerja di
perusahaan yang sekarang.
·
Jenis pekerjaan penderita.
·
Pengaruh libur/istirahat terhadap penyakitnya.
·
Apakah ada karyawan lain menderita penyakit yang sama.
·
Riwayat alergi penderita atau keluarganya.
·
Prosedur produksi di tempat kerja dan bahan-bahan yang
digunakan di tempat pekerjaan.
·
Apakah kelainan terjadi di tempat-tempat yang terpajan.
·
Bahan yang dipakai untuk membersihkan kulit dan alat
proteksi yang dipakai.
·
Lingkungan pekerjaan, tempat kerja terutama mengenai ke-
bersihan dan temperatur.
·
Kebiasaan atau hobi penderita yang mendorong timbulnya
penyakit, dan lain-lain.
b) Pemeriksaan klinis
Pertama-tama tentukan lokalisasi kelainan apakah sesuai
dengan kontak bahan yang dicurigai; yang tersering ialah daerah
yang terpajan, misalnya tangan, lengan, muka atau anggota
gerak.
Kemudian tentukan ruam kulit yang ada, kelainan kulit yang
akut dapat terlihat berupa eritem, vesikel, edema, bula, dan
eksudasi. Kelainan kulit yang kronis berupa hiperpigmentasi,
likenifikasi, kering dan skuamasi. Bila ada infeksi terlihat pustu-
lasi. Bila ada penumbuhan tampak tumor, eksudasi, lesi verukosa
atau ulkus.
c) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah, urine, tinja hendaknya dilakukan secara
lengkap. Bila ada infeksi bakteri hendaknya pus atau nanah
dibiak dan selanjutnya dilakukan tes resistensi. Bila ada jamur
perlu diperiksa kerokan kulit dengan KOH 10% dan selanjutnya
dibiak dalam media Sabouraud agar.
Pemeriksaan biopsi kulit kadang-kadang perlu dilakukan.
d) Uji tempel
Karena dermatosis akibat kerja sebagian besar berbentuk
dermatitis kontak alergis (80%) maka uji tempel perlu dikerjakan
untuk memastikan penyebab atergennya.
Bahan tersangka dilarutkan dalam pelarut tertentu dengan
konsentrasi tertentu. Sekarang udah ada bahan tes tempel yang
sudah standar dan disebut unit uji tempel; unit ini terdiri atas filter
paper disc, yang dapat mengabsorbsi bahan yang akan diuji.
Bahan yang akan diuji diteteskan di atas unit uji tempel, kemu-
dian ditutup dengan bahan impermeabel, selanjutnya ditutup lagi
dengan plester yang hipoalergis. Pembacaan dilakukan setelah
48, 72 dan 96 jam. Setelah penutup dibuka, ditunggu dahulu
15­30 menit untuk menghilangkan efek plester.
Hasil 0 : bila tidak ada reaksi.
+
: bila hanya ada eritema
++
: bila ada eritema dan papul.
+++ : bila ada eritema, papul dan vesikel.
++++ : bila ada edema, vesikel.
Dalam penilaian ini harus dapat dibedakan antara reaksi
iritasi dan reaksi alergi, reaksi negatif semu dan reaksi positif
semu, untuk itu diperlukan pengalaman dan penilaian khusus.
BENTUK-BENTUK DERMATOSIS AKIBAT KERJA
Dermatitis kontak
1) Dermatitis kontak iritan
Dapat disebabkan oleh bahan iritan absolut seperti asam
kuat, basa kuat, garam logam berat dengan konsentrasi kuat dan
bahan iritan relatif, seperti sabun, deterjen, dan pelarut organik.
Dermatitis kontak oleh karena iritan absolut biasanya timbul
seketika setelah berkontak dengan iritan, dan semua orang akan
terkena. Sedangkan dermatitis kontak karena iritan relatif dapat
timbul sesudah pemakaian bahan yang lama dan berulang, dan
seringkali baru timbul bila ada faktor fisik berupa abrasi, trauma
kecil dan maserasi; oleh karena itu sering disebut traumatic
dermatitis. Kelainan yang timbul biasanya berupa hiperpigmen-
tasi, hiperkeratosis, likenifikasi, fisur dan kadang-kadang eritem
dan vesikel.
2) Dermatitis kontak alergis
Biasanya disebabkan oleh bahan dengan berat molekul ren-
dah yang disebut hapten. Kelainan kulit terjadi melalui proses
hipersensitivitas tipe IV atau proses alergi tipe lambat (Gell &
Coombs).
Hapten bergabung dengan protein pembawa menjadi aler-
gen lengkap. Alergen Iengkap difagosit oleh makrofag dan me-
rangsang limfosit yang ada di kulit yang mengeluarkan limfosit
aktivasi faktor (LAF). Sel limfosit kemudian berdiferensiasi
membentuk subset sel limfosit T memori (sel Tdh) dan sel
limfosit T helper dan sel T suppresor. Sel T memori ini bila me-
nerima informasi alergen yang sudah dikenal masuk ke dalam
kulit, maka sel Tdh akan mengeluarkan limfokin (faktor sito-
toksis, faktor inhibisi migrasi, faktor kemotaktik dan faktor
aktivasi makrofag. (Diagram).
Diagram
Dengan dilepaskannya berbagai faktor m maka akan ter-
jadi pengaliran sel mas dan sel basofil, ke arah lesi, dan timbul-
lah proses radang yang merupakan manifestasi reaksi dermatitis
kontak alergis.
Gambaran klinis umumnya berupa papul, vesiket dengan
dasar eritem dan edema, disertai rasa gatal.
Dalam perusahaan sering ditemukan beberapa bahan kimia
yang mempunyai gugusan rumus kimia yang sama. Apabila
Tabel 1. Perbedaan Dennatitis Kontak Iritan (DKI) dan Dermatitis Kon-
tak
Alergis
(DKA)
DKI DKA
1.
2.
3.
4.
4.
Penyebab
Permulaan penyakit
Penderita
Kelainan Wit
Uji tempel
Iritan primer
Kontak pertama
Semua orang
Hebat: eritem, bula
batas tegas
Eritem berbatas tegas,
bila uji tempel
diangkat reaksi
berkurang
Alergen = sensitizer
Kontak berulang
Orang yang sudah alergis
Ringan, tidak akut,
eritem, erosi, batas tidak
tegas
Eritem tidak berbatas
tegas; bila uji tempel
diangkat reaksi menetap
atau bertambah.
pekerja sudah sensitif terhadap suatu zat kimia, maka ia akan
mudah menjadi sensitif terhadap zat-zat lain yang mempunyai
rumus kimia yang bersamaan, misalnyaprokain, benzokain, para
aminobensen mempunyai gugus bensen yang sama. Apabila
seseorang sensitif terhadap prokain maka akan lebih mudah
sensitif terhadap benzokain atau PABA; ini disebut sensitisasi
silang.
Pengetahuan sensitisasi silang ini sangat penting untuk
menentukan penempatan seseorang pegawai. Yang sudah sen-
sitif terhadap suatu zat, jangan lagi ditempatkan pada tempat
yang mengandung bahan yang mempunyai rumus kimia serupa.
Contoh yang mempunyai rumus kimia yang sama ialah:
·
Rhus antigen : poison ivy, poison sumac, mangga, Japanese
decyl catechol.
·
Streptomisin, kanamisin, kiomisin.
·
Fenotiazin : prometazin, khlorpromazin, biru metilen.
Reaksi fotosensitisasi
1) Reaksifototoksik
Reaksi fototoksik terjadi karena adanya bahan iritan, tetapi
baru dapat timbul dengan bantuan sinar matahari (sinar ultra
violet); bentuk klinisnya sama seperti dermatitis kontak iritan.
Reaksi fotoiritan dapat timbul karena bahan pengawet kayu atau
residu beberapa zat lem kayu dan keramik.
2) Reaksifotoalergi
Reaksi fotoalergi terjadi oleh karena bahan photosensitizer,
dibantu dengan sinar ultraviolet dengan panjang gelombang
320­425 nm.
Bentuk klinis reaksi fotoalergis umumnya menyerupai
dermatitis kontak alergis. Daerah tubuh yang terkena terutama
bagian tubuh yang terpajan matahari seperti dahi, pipi, dan
lengan bagian luar. Reaksi fotoalergi dapat timbul karena bahan
seperti ter kayu, obat antihistamin topikal, zat warna, dan lain-
lain.
Kelainan oleh karena faktor fasik
a) Luka bakar (karena panas) dalam bentuk luka bakar tingkat
I, II, dan III.
b) Cold urticaria timbul oleh karena dingin.
c) Immersion foot timbul bila kaki terlampau lama terendam
dalam air dingin, tanpa menjadi beku tetapi timbul gangren.
d) Frostbite/congelatio, radang kedinginan, kulit terasa sakit,
menjadi bengkak, pucat, mengeluarkan cairan serous
e) Radiodermatitis, dapat berupa eritem, ulserasi, dan hiper-
pigmentasi, actinic keratosis atau permulaan keganasan.
f) Heat rash, miliaria rubra; kulit menjadi merah disertai
papulovesikel yang milier.
Kelainan karena faktor biologis
Dapat berupa infeksi kulit. Yang disebabkan oleh bakteri
dapat menimbulkan folikulitis, akne, pioderma atau ulkus pio-
genik. Yang disebabkan oleh jamur ialah dermatofitosis dan
yang disebabkan kandida menyebabkan kandidiasis.
PENGOBATAN
Tindakan pertama ialah memutuskan mata rantai kontak
dengan penderita, selanjutnya dapat diberikan pengobatan yang
sesuai dengan jenis penyakitnya.
Bila kelainan kulit akut dapat diberi obat kompres, sampai
eksudasi kering. Sesudah itu dapat dilanjutkan dengan diberi
salep yang mengandung kortikosteroid. Bila ada infeksi sekun-
der dapat diberi antibiotika seperti tetrasiklin atau eritromisin.
Bila ada infeksi jamur diberi obat anti jamur.
PENCEGAHAN
Prevalensi dermatosis akibat kerja dapat diturunkan melalui
pencegahan yang sempurna; antara lain:
1) Pendidikan
Diberi penerangan atau pendidikan pengetahuan tentang
kerja dan pengetahuan tentang bahan yang mungkin dapat me-
nyebabkan penyakit akibat kerja. Selai itu, cara mempergunakan
alat dan akibat buruk alat tersebut harus dijelaskan kepada
karyawan.
2) Memakai alat pelindung
Sebaiknya para karyawan diperlengkapi dengan alat pe-
nyelamat atau pelindung yang bertujuan menghindari kontak.
dengan bahan yang sifatnya merangsang atau karsinogen. Alat
pelindung yang dapat dipergunakan misalnya baju pelindung,
sarung tangan, topi, kaca mata pelindung, sepatu, krim pelin-
dung, dan lain-lain.
3) Melaksanakan uji tempel/uji tempel foto
Maksudnya ialah mengadakan uji tempel pada calon pekerja
sebelum diterima pada suatu perusahaan. Berdasarkan hasil uji
tempel ini karyawan barn dapat ditempatkan di bagian yang
tidak mengandung bahan yang rentan terhadap dirinya.
4) Pemeriksaan kesehatan berkala
Bertujuan untuk mengetahui dengan cepat dan tepat apakah
karyawan sudah menderita penyakit kulit akibat kerja. Apabila
dapat diketahui dengan cepat, dapat diberi pengobatan yang
adekuat atau dipindahkan ke tempat lain yang tidak membahaya-
kan kesehatan dirinya.
5) Pemeriksaan kesehatan secara sukarela
Karyawan dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter
secara sukarela apakah ada menderita suatu dermatosis akibat
kerja.
6) Pengembangan teknologi
Kerjasama antara dokter, ahli teknik, ahli kimia dan ahli
dalam bidang tenaga kerja untuk mengatur alat-alat kerja, cara
kerja atau memperhatikan bahan yang dipergunakan dalam me-
lakukan pekerjaan untuk mencegah kontaminasi kulit